Tasawuf dan Masyarakat
Modern
(Solusi Sufistik Terhadap Krisis Spiritual pada
Masyarakat Modern)
Oleh
Muhammad Syamsuddin
Muhammad Syamsuddin
Mahasiswa Pasca Sarjana STAIN Pekalongan
A. Pengertian
dan Akibat Moderinisasi
Proses modernisasai seringkali ditandai disamping oleh
pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Tehnologi, juga adannya pengagungan
terhadap nilai-nilai yang bersifat materi dan meninggalkan unsur-sunsur yang
sifatnya spiritual. Kemajuan IPTEK ini telah banyak membawa perubahan bagi
masyarakat, terutama dalam cara berpikir, bersikap, dan bertingkah laku dalam
berbagai aspek kehidupan, seperti bidang ekonomi, sosial, politik, budaya
bahkan agama dan lain-lain.
Jika manusia tidak mampu mengantisipasi cepatnya
perkembangan ilmu pengetahuan tersebut, maka akan menimbulkan
ketidak-seimbangan antara aspek jasmaniyah dan aspek ruhaniyah.
Ketidak-seimbangan itu dapat dijumpai dalam realitas, di mana banyak manusia
yang sudah hidup dalam lingkup peradaban modern dengan menggunakan berbagai
teknologi, tetapi dalam menempuh kehidupan, terjadi distorsi-distorsi nilai
kemanusiaan, terjadi dehumanisasi yang disebabkan oleh kapasitas intelektual,
mental dan jiwa yang tidak siap untuk mengarungi samudera peradaban modern.
Kurangnya kemampuan manusia bermain dalam percaturan
peradaban modern yang terus melaju, menyebabkan sebagaian besar manusia modern
terperangkap dalam situasi yang menurut Rollo May, seorang Psikolog Humanis,
disebut sebagai “manusia dalam kerangkeng”, yaitu suatu istilah untuk
menggambarkan derita manusia. Dalam keadaan yang demikian, manusia seperti ini
sudah kehilangan makna, manusia kosong (the holloq man), sehingga ia
tidak tahu lagi apa yang harus diperbuat dan tidak mampu memilih jalan hidup
yang diinginkan.
Dalam terminologi sosiologis, keadaan yang demikian biasa
disebut sebagai gejala keterasingan atau alienasi. Di antara penyebabnya yaitu:
1. Perubahan sosial yang berlangsung
sangat cepat
2. Hubungan hangat antar manusia sudah
berubah menjadi hubungan yang gersang
3. Lembaga tradisonal sudah berubah
menjadi lembaga rasional
4. Masyarakat yang homogen sudah
menjadi heterogen
5. Stabilitas sosial berubah menjadi
mobilitas social
Akibat yang ditimbulkan dari gaya hidup modern yang lebih
mementingkan dunia materi dan mengabaikan aspek-aspek batini yaitu terjadinya gangguan
kejiwaan, seperti kecemasan, kesepian, kebosanan, perilaku menyimpang,
psikosomatis, dan lain sebagainya.
Modernisasi merupakan suatu persoalan yang harus dihadapi
masyarakat yang bersangkutan, oleh karena proses tersebut meliputi
bidang-bidang yang sangat luas, menyangkut proses disorganisasi, problema
sosial, konflik antar kelompok, hambatan terhadap perubahan dan sebagainya.
Oleh karena kata modern ini dapat diartikan dengan bermacam-macam
maksud, baik makna denotasi maupun konotasi, maka untuk memudahkan pembahasan
ini penulis mencoba merumuskan bahwa masyanakat modern adalah perkembangan
peradaban manusia secara keseluruhan dimana unsur kebudayaan, ilmu pengetahuan,
sosial ekonomi, politik dan lain sebagainya menunjukkan peluang-peluang kearah
pola baru melalui sosialisasi dan pola kelakuan yang berwujud pada aspek-aspek
kehidupan modern, misalnya mass media yang teratur, peningkatan pendapatan
perkapita, ilmu pengetahuan makin maju atau dengan kata lain perubahan
peradaban masyarakat dan bentuk lania menjadi bentuk-bentuk baru yang
ditimbulkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ciri-ciri dari dunia modern yaitu ketergantungan manusia
yang semakin meningkat kepada rasio serta pencapaian ilmu dan teknologi, yang
ketergantungan kemampuan usahanya sendiri tanpa bantuan kekuatan super natural.
Dengan demikian yang memegang peranan utama dari ciri-ciri masyarakat modern
adalah Ilmu pengetahuan modern dan teknologi modern.
Ilmu pengetahuan modern selalu memandang jauh ke depan,
sehingga ilmu pengetahuan itu tidak berhenti pada suatu tapal batas, oleh sebab
itu eksplorasi dan research merupakan bagian mutlak dari ilmu pengetahuan
modern. Dengan ilmu pengetahuan modern, manusia akan dapat belajar untuk
memanfaatkan dan menguasai alam sekelilingnya, sehingga semua keadaan dapat
diperhitungkan. Justru itulah ketergantungan orang-orang modern lebih meningkat
pada rasio dan akal dan akhirnya mereka tidak percaya dengan adanya nasib atau
taqdir yang datangnya dari Maha Pencipta. Mereka lebih percaya dengan kemampuan
dan usaha sendini tanpa bantuan supernatural.[i]
Kehidupan modern yang berpangkal dari ilmu pengetahuan dan
teknologi modern akan memberikan kemudahan-kemudahan dalam berbagai aspek
kehidupan di dunia ini, misalnya masalah ekonomi, transportasi, komunikasi,
sosial, budaya dan lain-lain. Kesemuanya dapat memenuhi kebutuhan hidup hingga
akan nampaklah kemakmuran bagi masyarakat modern. Hal ini dapat dilihat di
kota-kota besar yang tampak gemerlapan dengan bermacam-macam bentuk
bangunannya, seperti pasar-pasar swalayan yang menyediakan beraneka ragam
barang kebutuhan sampai kepada barang-barang mewah, hotel-hotel berbintang
dengan segala macam fasilitasnya dan pelayanan, bahkan ada di antananya yang
menyediakan pelayanan untuk melakukan prostitusi. Ada pula kawasan perumahan
elite dengan segala kelengkapan peralatan yang comfort (serba enak). Belum lagi
sarana komunikasinya yang serba canggih, sehingga dunia yang luas ini terasa
kecil. Hubungan antara individu, suku, bangsa dan negara semakin mudah. Jarak
tdak lagi menjadi masalah untuk berhubungan. Kejadian yang ada di belahan bumi
bagian barat dapat diketahui dan disaksikan oleh orang-orang yang berada di
belahan bumi bagian timur, utara, selatan dan lain sebagainya.
Perbedaan bahasa tidak menjadi kendala untuk berhubungar
antana satu dengan yang lainnya. Tidak ada lagi rahasia yang dapat
disembunyikan oleh sesuatu negana atau bangsa, karena peralatan yang diciptakan
melalui teknologi modern memungkinkan untuk dapat mencari rahasia tersebut.
Tempat yang dulu dirasakan sangat mustahil untuk dijangkau dalam waktu singkat,
sekarang dengan mudah dan cepat dapat dijangkau.
Pengaruh modernisasi tersebut di atas apabila dipandang dari
segi lahiriah, maka akan banyak menimbulkan dampak positif asl saja masyarakat
(orang) pandai memanfaatkannya serta masih berpijak pada norma-norma agama.
Sebaliknya bila dilihat dari sisi lain, maka pengaruh
modernisasi tersebut akan mendatangkan penganuh negatif terutama bagi mereka
yang sudah melepaskan diri dari agama. Adapun dampak negatif dari kemajuan
teknologi komunikasi bagi masyarakat, tenutama dalam kehidupan sosial keagamaan,
adalah masuknya nilai-nilai yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa dan
kehidupan agama, seperti boros, matrealistik.
Negara yang modern dan kaya belum tentu membawa
kesejahteraan selama kekayaan itu hanya dapat dinikmati oleh sebagian
masyarakat saja, kanena hal yang demikian akan menimbulkan kegelisahan,
kedengkian, kecemburuan serta kecunigaan sebagai akibat dari kesenjangan
sosial, sehingga yang kaya akan bertambah lemah. Pada akhirnya akan terjadi
persaingan yang ketat dalam perjuangan untuk mempertahankan hidup dengan tidak
mengenal moral atau etika, masing-masing telah menjadi srigala untuk menenkam
yang lain hingga terjadilah apa yang disebut dengan survival of the fittes (yang
kuat akan menang dan yang lemah akan tensingkir).
Banyak orang terpukau dengan modennisasi, sehingga mereka
lupa bahwa dibalik modernisasi yang serba gemerlap itu ada gejala yang
dinamakan “The Agoni of Modernization” (sengsara karena modernisasi).
Gejala kesengsaraan dan modernisasi yang merupakan stresson psikososial
tersebut dapat disaksikan di dalam kehidupan di tengah-tengah masyarakat.
Gejala itu antara lain; tidak adanya jaminan sosial, banyaknya penganggunan, kriminalitas
yang semakin meningkat secana kualitas dan kuantitas dengan intensitas
kekerasan. Sebagai konsekwensinya dalam kehidupan yang luas ini serta sikap
hipokrit yag berkepanjangan, maka manusia modern mengidap gangguan kejiwaan
antara lain berupa kecemasan, kesepian, kebosanan, perilaku menyimpang,
psikosomatis, dan lain sebagainya.[ii]
B. Problematika
Spiritualitas di Era Modern
Manusia modern
memperlakukan alam sama dengan pelacur, mereka menikmati dan mengekploitasi
kepuasan darinya tanpa rasa kewajiban dan tanggungjawab apapun. Inilah yang
menciptakan berbagai krisis dunia modern, tidak hanya krisisi dalam kehidupan
spiritual tapi juga dalam kehidupan sosial sehari-hari.[iii]
Problem paling
akut yang dihadapi manusia modern, tidak muncul dari situasi pembangunan yang
terbelakang, tapi justru dari pembangunan yang berlebihan. Manusia modern yang
memberontak melawan Allah, telah
menciptakan sebuah sains yang tidak berlandaskan cahaya Allah
melainkan yang berdasarkan kekuatan akal (rasio) manusia semata untuk memperoleh data melalui indera.
Sikap hidup
yang mengutamakan materi (materialistik) memperturutkan kesenangan dan
kelezatan syahwat (hedonistik) ingin menguasai semua aspek kehidupan (totaliteristik)
hanya percaya pada rumus-rumus
pengetahuan empiris saja, serta paham hidup yang bertumpu pada kemampuan akal
pikiran manusia tampak lebih menguasai manusia yang memegang ilmu pengetahuan
dan teknologi. Di tangan mereka yang berjiwa dan bermental demikian itu, ilmu
pengetahuan dan teknologi modern memang sangat mengkhawatirkan. Mereka akan
menjadi penyebab kerusakan di daratan dan di lautan sebagaimana di isyaratkan
Al-Qur'an:
“Telah nampak
kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay
Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar
mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. Al-Rum 30 : 41)
Dari sikap
mental yang demikian itu kehadiran ilmu pengetahuan dan teknologi telah
melahirkan sejumlah problematika masyarakat modern sebagai berikut :
1. Desintegrasi
Ilmu Pengetahuan. Kehidupan moden antara lain ditandai oleh adanya spesialisasi
di bidang ilmu pengetahuan. Masing-masing ilmu pengetahuan memiliki paradigma
sendiri dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
2. Pendangkalan iman. Lebih
mengutamakan keyakinan kepada akal pikiran dari pada keyakinan religius.
Pornografi dan budaya hidup liberal menyergap generasi muda.
3.
Kepribadian yang
terpecah (Split personality). Karena kehidupan manusia modern dipolakan
oleh ilmu pengetahuan yang coraknya kering nilai-nilai spiritual dan
berkotak-kotak itu, maka manusianya menjadi pribadi yang terpecah (split
personality). Jika proses keilmuan yang berkembang itu tidak berada di bawah
kendali agama, maka proses kehancuran pribadi manusia akan terns bedalan.
Dengan berlangsungnya proses tersebut. Semua kekuatan yang lebih tinggi untuk
mempertinggi derajat kehidupan manusia menjadi hilang, sehingga bukan hanya
kehidupan kita yang mengalami kemerosotan tetapi jugs kecerdasan dan moral.
4. Penyalahgunaan
IPTEK. karena terlepas dari spriritualitas.
Kemampuan membuat senjata telah diarahkan untuk tujuan menjajah bangsa lain
menindas yang lemah. Seperti yang ada kawasan timur tengah, seperti Libya,
Suriah, Palestina, Irak, dan lain sebagainya.
5. Pola hubungan materialistik. Memilih
pergaulan atau hubungan yang saling menguntungkan secara materi.
6. Stress dan frustasi. Jika tujuan
tidak tercapai, sering berputus asa bahkan tidak jarang yang depresi.
Dalam
masyarakat modern yang cenderung rasionalis, sekuler, dan materialis, ternyata
tidak menambah kebahagiaan dan ketentraman hidupnya. Berkaitan dengan itu,
Sayyid Hussein Nasr menilai bahwa akibat masyarakat modern yang mendewakan ilmu
pengetahuan dan teknologi, mereka berada dalam wilayah pinggiran eksistensinya
sendiri. Masyarakat yang demikian adalah masyarakat Barat yang telah kehilangan
visi keilahian. Hal ini menimbulkan kehampaan spiritual, yang berakibat banyak
dijumpai orng yang stres dan gelisah, akibat tidak mempunyai pegangan hidup.
C.
Fungsi
Spiritualitas di Era Modern
Disinilah peranan tasawuf dalam kehidupan manusia modern
menjadi sangat dibutuhkan. Sebab, disamping tasawuf mampu membangun aspek-aspek
yang bersifat jasmaniyah, juga aspek-aspek yang sifatnya rohaniah, membangun
pisik dan mental, membangun perseorangan dan masyarakat, membangun bangsa dan
negana. Hal ini disebabkan karena:
Pertama, orang sufi itu bersih dan suci, baik pakaian maupun
makanannnya serta tempat tinggalnya, sehingga jasmaninya sehat, terhindar dari
bermacam-macam penyakit yang biasa diderita oleh orang-orang yang banyak makan
dan minuman keras. Dengan demikian ia dapat melaksanakan pekerjaan dengan
sebaik-baiknya.
Kedua, orang
sufi jiwanya tenang, hatinya tenang dan tentram, ia tidak takut serta tidak
berduka cita. Apabila mendapat nikmat ia bensyukur dan apabila mendapat musibah
ia dengan tenang mengucapkan “Inna lillahi wa inna Illaihi Raji‘un”,
oleh sebab itu rohaninya bangun, mentalnya sehat, terhindar dari penyakit jiwa,
penyakit syaraf, penyakit darah tinggi, stress dan bermacam-macam penyakit
rohani lainnya yang biasa didenita oleh onang-onang yang gelisah dan knisis
jiwa yang tidak dapat diobati oleh dokter jiwa.
Ketiga, onang
sufi selalu melatih dirinya, berjuang melawan hawa nafsunya menurut ajanan
Tasawuf. Dengan demikian ia mempunyai kepribadian yang kuat dan akhlaq yang
tinggi, jiwa besar dan cita-cita tinggi.
Keempat, onang sufi, bila mengerjakan sesuatu pekerjaan baik
pekerjaan duniawi maupun ukhrawi, dikerjakannya sebaik-baiknya dan sesempurna
mungkin tanpa membuang waktu atau bermalas-malas. Karena ia bekerja dilandasi
ikhlas karena Allah, untuk mengharapkan nidha-Nya.[iv]
Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa tasawuf dapat
membangun di segala bidang kehidupan. Sebab, ia memiliki semua unsur yang
dibutuhkan oleh manusia, semua yang dibutuhkan bagi realisasi kerohanian yang
luhur, bersistem dan tetap berada dalam koridor syari’ah.
Abdul Muhaya, dalam tulisannya ‘Peranan Tasawuf dalam
Menanggulangi Krisis Spiritual’ mempertegas bahwa tasawuf dapat dijadikan
sebagai terapi krisi spiritual, karena beberapa alasan, yaitu:
1. Tasawuf secara psikologis merupakan
hasil dari berbagai pengalaman spiritual dan merupakan bentuk dari pengetahuan
langsung mengenai realitas-realitas ketuhanan yang cenderung menjadi inovator
dalam agama;
2. Kehadiran Tuhan dalam bentuk
pengalaman mistis, seperti ma’rifat, ittihat, hulul, mahabbah, dan
sebagainya, dapat menimbulkan keyakinan yang sangat kuat aatau menjadi moral
force bagi amal-amal shalih:
3. Dalam tasawuf hubungan seorang hamba
dengan Allah dijalin atas rasa kecintaan. Sehingga bagi seorang sufi, Allah
bukanlah Dzat yang menakutkan, tetapi sebagai Dzat yang sempurna, Indah,
pengasih dan Penyayang, Kekal, al-Haq, dan selalu hadir kapan pun dan di
manapun.[v]
Jadi, relevansi tasawuf dengan problem manusia modern adalah
karena tasawuf secara seimbang memberikan kesejukan batin dan disiplin syari’ah
sekaligus. Ia bisa dipahami sebagai pembentuk tingkah laku melalui pendekatan suluk,
dan mampu memuaskan dahaga intelektual melalui pendekatan tasawuf falsafi. Ia
bisa diamalkan oleh setiap muslim, dari lapisan sosial manapun dan tempat
manapun. Secara fisik mereka menghadap satu arah, yaitu Ka’bah, dan secara rohaniah
mereka berlomba-lomba menempuh jalan (thariqah) melewati ahwal dan maqam menuju
kepada Tuhan yang satu, yaitu Allah SWT.
Dengan demikian, pengamalan Tasawuf bagi masyarakat modern
sesungguhnya masih relevan karena Tasawuf itu sendiri tidak dapat dipisahkan
dengan Islam, Ia merupakan bagian dari Islam. Khusus bagi masyarakat modern
pengamalan Tasawuf ini sangat diperlukan, terutama dalam mengantisipasi
kehidupan yang serba kompleks.
Kehidupan masyarakat modern ditandai dengan majunya
ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi
modern masyarakat akan dapat belajar dan memanfaatkan serta menguasai alam
sekelilingnya, sehingga ketergantungan orang-orang moderp lebih meningkat pada
rasio atau akal. Hal ini menimbulkan arus baru hingga terjadinya perubahan
masyanakat tenutama cara benfikir rasional, dinamis, kreatif, inovatif dan
beronientasi kemasa depan. Selain itu gaya hidup, ekonomi, sosial, budaya dan
lain-lain berubah mengikuti alur modernisasi.
Sikap dan pandangan
sufistik ini sangat diperlukan oleh masyarkat modern yang mengalami jiwa yang
terpecah sebagaimana disebutkan diatas. Dengan catatan, asalkan pandangan
terhadap tujuan tasawuf tidak dilakukan secara ekslusif dan individual,
melainkan merespon segala masalah yang diihadapi.
Kemampuan berhubungan
dengan Tuhan ini dapat mengintegrasikan seluruh ilmu pengetahuan yang
berserakan itu. Karena melalui tasawuf ini, seseorang di sadarkan bahwa sumber
segala sesuatu, termasuk ilmu adalah Tuhan. Selanjutnya tasawuf melatih manusia
agar memiliki ketajaman batin dan kehalusan budi pekerti. Sikap batin dan
kehalusan ini akan membuat seseorang untuk mengutamakan pertimbangan
kemanusiaan pada setiap masalah yang dia hadapi.
Demikian pula tarikat
yang terdapat dalam tasawuf akan membawa manusia memiliki jiwa istiqomah dan
jiwa yang selalu diisi dengan nilai-nilai ketuhanan. Ia selalu mempunyai
pegangan dalam hidupnya. Keadaan demikian menyebabkan ia tetap tabah dan tidak
mudah terhempas oleh cobaan yang akan membelokkan ke jurang kehancuran. Dengan
demikian, stress, putus asa dan lainya akan dapat dihindari.
Poin terakhir
problematika masyarakat modern diatas adalah kehilangan masa depannya, merasa
sunyi dan kehampaan jiwa di tengah laju dunia modern. Menanggapi hal itu dalam
tasawuf diajarkan untuk ibadah, berdoa, dzikir, taubah dan lain-lainnya. Inilah
yang memberikan harapan pada kehidupan yang lebih bermakna, kehidupan yang
lebih kekal yaitu akhirat.
Itulah beberapa
sumbangan positif dari akhlak tasawuf dalam rangka memecahkan atau memberikan
solusi atas beberapa permasalahan yang terjadi dalam dunia modern. Akhlak
tasawuf benar-benar menjadi alternatif terbaik yang mampu diterapkan dalam
konsep kehidupan manusia. Maka sudah sewajarnya, kita bersama menyisipkan
sedikit demi sedikit akhlak tasawuf dalam kehidupan kita agar segala sesuatu
menjadi seimbang dan bermakna.
Dasar dari tasawuf adalah mengikuti jejak Rasulullah serta
para sahabat yang kesemuanya berpedoman kepada al-Qur’an dan Sunnah Nabi.
Sedangkan tujuannya adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah sebagai
pengabdian kepada-Nya, agar mencapai ma’rifat yang sebenarnya sehingga memperoleh
nidha-Nya. Pengamalan Tasawuf pada pninsipnya sama dengan onang-orang muslim
lainnya, hanya berbeda pada metode atau teknik dalam pelaksanaan amalan sunnah
seperti dalam pelaksanaan zikir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar